SEOUL - Mesin diesel
dinilai lebih efisien dibanding mesin bensin. Ada beberapa alasan kenapa
bisa seperti itu, pertama diesel membakar lebih banyak bahan bakar yang
lebih padat, kompresi rasio lebih tinggi, kemudian diesel membuang
lebih sedikit tenaga yang hilang karena tidak punya throttle bodi.
Pabrikan asal Korea, Hyundai, punya ide menggabungkan seluruh keunggulan dua jenis mesin yang berbeda ini dalam satu wadah. Sepertinya juga mereka tahu apa yang mereka lakukan.
Pabrikan saudara KIA ini membuat mesin yang minum bahan bakar bensin tapi tidak memikiki busi, seperti diesel yang menggunakan pembakaran kompresi. Mereka menyebutnya Gasoline Direct Compression Ignition (GDCI).
Pengembangan mesin diesel dan bensin hampir memiliki kesamaan, kini keduanya bisa menggunakan sistem injeksi suntik dan rasio kompresi tinggi, dalam beberapa pandangan keduanya seperti menyatu dengan sendirinya.
Nayan Engineer, insinyur mesin Hyundai mengatakan, "Kami percaya GDCI memaksa teknologi yang dimilikinya maju ke depan," Autoguide, Senin (18/11/2013).
Pengembangan yang dilakukan merupakan kelanjutan dari Homogenous Charge Compression Ignition (HCCI) yang sudah dikerjakan dalam beberapa tahun ke belakang. Nayan menjelaskan selama beberapa dekade HCCI tetap belum bisa menjadi produk komersial. Tekanan di dalam mesin silinder segaris masih merupakan tantangan karena dapat dengan mudah menghancurkan komponen internal.
Kompresi Besar
Sistem GDCI milik Hyundai menggunakan kompresi 14,8:1. Sama sekali tidak ada busi, murni pembakaran otomatis. Bahasa mudahnya mesin diesel yang bergerak menggunakan bensin ber-oktan 87 yang diasumsi lebih murah dari solar.
Agar semua sistem bekerja maka digunakan dua tipe induksi paksa, supercharger untuk mendongkrak tenaga bawah dan turbo buat performa atas. Tapi hasil akhirnya bukan tipe kebut-kebutan karena lebih banyak torsi bawah yang tercipta, redline RPM ada di 4.500.
Transmisi dengan rasio berjarak jauh yang dibutuhkan buat racikan tenaga baru ini, Hyundai mengklaim bisa lebih irit 25 persen. Mesin berkapasitas 2.0 liter ini menggunakan basik blok mesin pabrikan, Theata punya Hyundai.
Ada cam di dalam cam
Panas dibutuhkan untuk membakar bahan bakar dan udara. Mesin GDCI punya sesuatu yang sangat unik. Cam elektronisnya memiliki respon cepat, tapi di atas itu semua ada teknologi tinggi seperti knalpot dengan benjolan, jadi bisa dikatakan esensial seperti cam di dalam cam.
Hal ini menyebabkan katup keluar terbuka sedikit ketika piston bekerja, hasilnya menyedot kembali gas panas balik ke silinder. Panas dadakan ini yang memfasilitasi pembakaran kompresi.
Strategi pembakaran internal ini mungkin terdengar buruk buat emisi kendaraan tapi GDCI hanya butuh katalitik standar seperti mesin bensin lainnya, meskipun suara dan getarannya mirip mesin diesel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar